Perkembangan teknologi dapat memengaruhi dinamika keluarga masa kini. Mulai dari pola pengasuhan anak hingga perlindungan keluarga dari kejahatan siber.
Kecakapan orang tua dan anak dalam menggunakan gawai dan internet hendaknya juga dibarengi dengan literasi digital atau digital skill. Tak hanya itu, kemampuan untuk memahami etika dalam komunikasi di dunia maya atau ethical skill, juga budaya berkomunikasi secara digital atau cultural skill, juga tidak kalah penting.
Demikian disampaikan Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika ketika berbicara sebagai narasumber di sesi conference bertajuk “Modern Family” di Indonesian Women’s Forum (IWF) 2021 yang diselenggarakan oleh Femina pada 29 September 2021 lalu.
Melindungi data pribadi adalah salah satu perhatian utama dalam edukasi digital bagi keluarga. Terlebih dengan maraknya penggunaan media sosial, yang tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa namun juga anak, sehingga tak jarang anak di bawah umur juga menggunakannya. Banyak keluarga modern Indonesia yang memiliki akun media sosial keluarga yang membagikan kehidupan keseharian mereka di ranah publik.
“Kami mengedukasi masyarakat untuk cakap dalam melindungi data pribadinya. Jangan memberikan data-data pribadi kepada orang lain, termasuk dalam konteks penggunaan sarana digital. Jejak digital tidak bisa dihapus, selalu ada, kapan akan ditarik lagi bisa dengan mudah dilakukan,” tambahnya.
Baca Juga : Mengenal Gejala dan Mutasi Omicron
Selain melindungi data pribadi keluarga dari pihak yang tidak bertanggung jawab, kemampuan untuk berpikir kritis dan memilah berita baik dan bohong (hoaks) juga penting untuk melindungi keluarga Anda.
Menurut Dr. Rosarita Niken Widyastuti, Staf Khusus Menkominfo Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga, di masa pandemi ini, hoaks kesehatan adalah salah satu perhatian utama pemerintah. “Dari satu hoaks, bisa teramplifikasi ke lebih dari puluhan ribu atau jutaan pengguna media sosial. Bayangkan kalau jumlahnya ada ribuan jenis hoaks,” tambahnya saat menjadi narasumber utama di sesi masterclass “Hoaks Mengancam Keluarga Indonesia” di event yang sama.
Berikut beberapa tips dari Dr. Rosarita Niken Widyastuti untuk mengenali ciri-ciri hoaks:
- Sumber yang tidak jelas
- Info yang janggal atau tidak lazim
- Cenderung menggunakan bahasa provokatif
- Tidak sinkron dengan fakta
- Cenderung mendiskreditkan pihak-pihak tertentu
- Mengajak untuk membenci seseorang atau lembaga dengan berita yang tidak seimbang
- Ada ancaman untuk menyebarkan informasi tersebut
Sumber : https://djikp.kominfo.go.id/