Saat ini sudah memasuki bulan 6 bulan, namun pandemi Covid-19 belum juga terlihat kapan akan berakhir. Virus Corona yang melanda sejak bulan Maret ini, menyebabkan banyak perubahan pada kehidupan masyarakat, terutama pada pola konsumsi dan kebutuhan harian rumah tangga. Mulai dari hand sanitizer, disposable mask, hingga bahan makanan pokok mengalami kelonjakan permintaan, setelah pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Perubahan permintaan barang ini, dikhawatirkan dapat menyebabkan penumpukkan sampah, yang kemudian menjadi masalah baru.
Dikutip dari HaiBunda, menurut ahli Teknologi Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. DR. Ir. Enri Damanhuri mengatakan, sampah rumah tangga mengalami kenaikan selama pandemi karena aktivitas masyarakat di rumah. “Sampah kota dalam penanganan, tapi yang naik adalah sampah rumah tangga,” kata Enri dalam Webinar Menjaga Kesehatan Lingkungan Indonesia dari Rumah saat New Normal via Zoom, baru-baru ini.
Kita sebagai masyarakat perlu berupaya mengurangi sampah rumah tangga, agar tidak menimbulkan masalah kesehatan baru di lingkungan pada era new normal.
Berikut beberapa tips sederhana untuk mengurangi sampah rumah tangga, sambil tetap melakukan upaya pencegahan Covid-19 di era new normal, yang dikutip dari HaiBunda:
- Untuk sampah pokok, misalnya bekas popok atau pembalut harus dibersihkan dengan benar, agar tidak menjadi pembawa virus di dalam rumah.
- Daur ulang kembali sampah organik menjadi pupuk kompos.
- Daur ulang sampah non organik menjadi sampah yang bernilai guna.
- Gunakan tote bag sebagai kantong belanja yang dapat digunakan kembali. Segeralah cuci tote bag setelah digunakan.
- Jika menggunakan jasa delivery, pilihlah jasa yang tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai.
- Bawalah bekal jika sudah kembali bekerja untuk mengurangi penumpukkan sampah.
Itulah beberapa tips sederhana yang dapat dipratikkan sendiri. Sampah rumah tangga pun dapat berkurang sembari tetap menjalankan protokol kesehatan, guna mencegah penularan Covid-19 secara mandiri di era new normal.
(Ditulis oleh: Fitrinis Agustiani Hondro, Mahasiswa Sarjana Kesehatan Masyarakat – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju, Jakarta)
Pic: freepik
info yang bermanfaat
Terima kasih infonya 🙏