Pemberdayaan Kader Lansia Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi

Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian, berdasarkan hasil penelitian Riskesdas RI pada tahun 2018 terdapat sekitar 63 juta orang menyandang hipertensi dengan angka kematian di Indonesia sebesar 427.218 kematian pertahunnya Prevalensi diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari 5,7% pada 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta jiwa pada 2013. Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetesi sebanyak 10,3 juta jiwa. Jika tidak ditangani dengan baik, World Health Organization bahkan mengestimasikan angka kejadian diabetes di Indonesia akan melonjak drastis menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030 (Kemenkes RI, 2018).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Kemenkes RI, 2018). Risiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes dapat meningkat apabila terdapat kombinasi faktor keturunan dan pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan diet makanan yang tidak sehat. Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Gagal Ginjal dan Kebutaan (Kemenkes RI, 2017).

Sebagai wujud pengamalan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Dosen program studi Keperawatan STIKIM melalui kegiatan ini untuk promosi kesehatan. Pengabdian kepada masyarakat telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Prodi Ners STIKI pada tanggal 18 Juni 2017 di daerah binaan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menurut dosen Prodi Ners STIKIM Ns. Emi Yuliza, M.Kes Pemberdayaan Kader Lansia Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi sangat penting diajarkan kepada kader dan keluargabsecara berkelanjutan dan terbimbing agar terbentuk perilaku sehat yang menetap. Akan tetapi tetap dibutuhkan penguatan dari berbagai pihak termasuk dari keluarga, nakes dan lingkungan.

(Oleh: Ns. Emi Yuliza, M.Kes – Dosen Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju, Jakarta)

About pakem

Leave a Reply

Your email address will not be published.