(Oleh: Yuliana – Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Indonesia Maju, Jakarta)
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain (UNAIR, 2019). Kegiatan penyuluhan MKJP oleh Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) di kelurahan Karawang Wetan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutana PUS (Pasangan Usia Subur) agar mengerti dan memahami tentang Alat Kontrasepsi dan Efek Samping dari MKJP, dikarenakan tingkat penggunaan alat kontrasepsi dilokasi tersebut masih rendah. Adapun sasaran penyuluhan adalah PUS yang belum memakai alat kontrasepsi dan sebagian PUS dalam kondisi hamil dengan harapan setelah persalinan nanti bisa langsung menggunakan alat kontrasepsi MKJP.
Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan peserta terdiri dari staf pemerintah desa, ketua RT, Ibu kader dan sejumlah tokoh masyarakat. Para peserta penyuluhan pun tampak antusias mengikuti proses kegiatan dari awal hingga akhir. Usai penyampaian sambutan dari Kepala Desa Karawang Wetan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi dari narasumber.
Narsumber perwakilan dari Satpel Karawang Wetan dalam pemaparannya menekankan betapa pentingnya ber-KB. Ber-KB dalam perspektif agama bukan memiliki arti membunuh janin, namun mengatur jarak kelahiran dalam kehidupan rumah tangga. “Kita ingin dalam sebuah rumah tangga ada jarak kelahiran yang normal”. Sementara itu, Yuliana selaku pemateri dari perwakilan STIKIM mengatakan bahwa yang paling aman untuk ber-KB dan untuk menjaga jarak kehamilan yaitu dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Diharapkan setelah diadakan penyuluhan tentang MKJP di Kelurahan Karawang Wetan ini, pengetahuan masyarakat dapat bertambah dan Pasangan Usia Subur dapat termotivasi untuk menggunakan alat kontrasepsi MKJP. (red)