(Oleh: Amsal Amri (20200000026)
Pandemi COVID-19 di Indonesia mengakibatkan peningkatan beban yang sangat berat terhadap sistem pelayanan kesehatan di tanah air, termasuk pada tenaga kesehatan. Risiko yang paling kasat mata adalah aspek keselamatan tenaga kesehatan terutama di lini terdepan, yang sangat rentan terpapar COVID-19 hingga berisiko mengancam keselamatan jiwa.
Selain aspek keselamatan dan perlindungan dari infeksi, risiko lain yang juga sangat berpotensi mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas pelayanan medis tenaga kesehatan kita adalah aspek kesehatan mental termasuk risiko burnout syndrome atau keletihan mental. Tenaga kesehatan berpotensi terpajan dengan tingkat stres yang sangat tinggi, namun belum ada aturan atau kebijakan yang dapat melindungi mereka dari segi kesehatan mental.
Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Program Studi Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (MKK FKUI) menunjukkan fakta bahwa sebanyak 83% tenaga kesehatan di Indonesia telah mengalami burnout syndrome derajat sedang dan berat yang secara psikologis sudah berisiko mengganggu kualitas hidup dan produktivitas kerja dalam pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa selain aspek proteksi keselamatan dan kesehatan fisik, manajemen fasilitas kesehatan dan pemerintah harus mulai memprioritaskan aspek intervensi kesehatan mental seperti pendampingan dan konseling psikologis untuk tenaga kesehatan terutama yang bertugas selama masa pandemik..
Selain itu, tenaga medis sebagai garis terdepan dalam menghadapi corona, rawan untuk demotivasi atau semangat kerja yang menurun akibat kelelahan. Selain semangat kerja yang menurun, kondisi yang kini lebih terbatas untuk bergerak, juga pasti membuat setiap faskes menyusun ulang sistem bekerja yang ada.
Demotivasi pada masa pandemi ini khususnya menjadi tantangan baru bagi semua pihak, khususnya Manajer Sumber Daya Manusia di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Manajer SDM harus tetap bisa menjaga kondisi kerja kondusif bagi karyawan dan tenaga kesehatan dengan manajemen sumber daya manusia yang terstruktur dan terkontrol.
Manajemen sumber daya manusia adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang lain. Kegiatan manajemen sumber daya manusia mengacu pada konsep manajemen secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan (pengawasan dan Evaluasi).
Berikut adalah 7 cara dalam manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja karyawan dan tenaga kesehatan di Fasilitas kesehatan ditengah pandemi Covid-19. Selain dapat mengembalikan semangat bekerja, beberapa cara ini juga bisa mengangkat produktivitas karyawan faskes.
1. Memberikan Tujuan dan Fungsi Peran yang Jelas
Perubahan posisi atau peran di tengah pandemi ini sangat mungkin terjadi. Untuk itu, berikanlah gambaran mengenai fungsi serta tujuan pada masing-masing peran di dalam tim. Selain itu ialah memastikan masing-masing tim sudah berada di posisi yang sesuai sehingga pekerjaan pun dapat terselesaikan lebih efektif.
2. Memberikan Training
Training atau pelatihan adalah hal penting yang perlu dilakukan untuk menyamakan visi dan misi antar karyawan faskes dan penyesuaian terhadap perubahan berbagai kebijakan dalam menghadapi COVID-19 ini juga perlu diinformasikan kepada tim.
3. Memberikan Kepercayaan
Pembatasan jarak yang berlaku saat ini, tidak jarang membuat kita sesekali harus bekerja melalui jarak jauh. Untuk itu, pentingnya kepercayaan terhadap tim yang bekerja perlu dibangun. Berikanlah kepercayaan penuh sambil tetap mengawasi kinerja tim dengan baik.
- Memberikan Insentif Berupa Pujian, Reward, atau Bonus
Berikanlah pujian ketika tim sudah mencapai target yang diberikan. Bahkan jika memungkinkan, jangan lupa untuk memberikan mereka reward serta bonus supaya mereka tetap semangat dalam bekerja di tengah pandemi yang tengah melanda.
- Melakukan Evaluasi Secara Berkala dan Open Terhadap Masukan
Evaluasi penting dilakukan untuk melihat perkembangan faskes atau menilai baik buruknya kinerja karyawan. Untuk itu, lakukanlah secara berkala supaya jika ada masalah yang timbul dapat segera dicari solusinya.
- Menerapkan Komunikasi yang Efektif dan Efisien
Komunikasi yang baik antara atasan dengan karyawan merupakan kunci penting bagi keberhasilan faskes di tengah pandemi ini. Melalui komunikasi yang efektif dan efisien, tujuan faskes pun akan lebih mudah untuk dicapai.
- Gunakan aplikasi untuk memonitor dan mengevaluasi progress pekerjaan
Di era digital seperti saat ini, pengembangan sistem berbasis aplikasi untuk memonitoring dan mengevalusi progress pekerjaan dirasa sangat perlu. Selain untuk efektifitas, monitoring kinerja menyeluruh dan bisa dilihat secara realtime akan sangat membantu keefesienan kerja faskes.
Manajer Sumber Daya Manusia harus memiliki peran yang sangat penting dan krusial dimasa Pandemi Covid-19. Alasannya adalah Manajer Sumber Daya Manusia harus menyelaraskan organisasi dan melindungi aset mereka agar tetap aman dan nyaman.
Salah satu strategi Manajer Sumber Daya Manusia dalam menghadapi Pandemi Covid 19 lainnya adalah kepemimpinan di Fasilitas Kesehatan. Manajer Sumber Daya Manusia bertanggung jawab untuk menciptakan praktik kepemimpinan yang mempertahankan fokus, menciptakan konektivitas, dan memastikan kesinambungan di antara yang pemimpin dan anggota timnya. Kepemimpinan yang baik akan memastikan kesuksesan di masa pandemi seperti ini.