Ditulis oleh Wawa Wardil Hasan (Mahasiswa Prodi Kesmas STIKes Indonesia Maju – Jakarta)
Jakarta – Kabar munculnya kasus pneumonia secara tiba-tiba di Wuhan, Cina membuat masyarakat khawatir dan kebingungan, informasi tersebut seketika viral disemua belahan dunia termasuk Indonesia, belakangan diketahui bahwa kasus pneumonia tersebut dikonfirmasi oleh pihak yang berwenang di China sebagai jenis virus corona baru, yang sebelumnya disebut oleh WHO sebagai 2019-nCoV. Kemisteriusan virus tersebut bukan hanya karena kemunculannya yang tiba-tiba, namun juga penyebarannya yang dikatakan sangat cepat bahkan kurang dari 1 bulan telah merembet ke beberapa negara yaitu Thailand, Korea Selatan, dan Jepang (kompas.com).
Menginjak dua bulan kemudian, kabar baiknya virus misterius ini secara resmi telah diberi nama SARS-CoV-2 dan penyakit yang diakibatkan virus tersebut dinamakan Covid-19 sehingga tidak terlalu misterius dalam identitas, namun kabar buruknya SARS-CoV-2 telah menyerang lebih dari 100 negara, 3.800 orang meninggal dunia, dan lebih dari 111.000 orang terinfeksi (theconversation.com). dan hingga 16 September 2020 tidak kurang dari 228.993 kasus terkonfirmasi terinfeksi, hal ini semakin mengkhawatirkan karena ekonomi Internasional terpuruk, sektor usaha anjlok bahkan gulung tikar bahkan membawa kebiasaan baru dalam tatanan kehidupan bermasyarakat sehingga merubah pandangan manusia terhadap segala hal (covid19.go.id).
Adaptasi kebiasaan baru dalam konstruksi masyarakat secara sosiologis menghantarkan perbedaan pandangan tentang produktivitas, dalam relevansinya dengan keadaan ekonomi yang terus melambat karena keterbatasan interaksi yang diakibatkan pemberlakuan PSBB memberikan konklusi logis yang mengantarkan momentum ini ke dalam transformasi digital dimana sebelumya segala hal dilakukan melalui kontak fisik (offline) menjadi lebih banyak secara daring (online) dalam upaya memutus rantai persebaran Covid-19 tanpa mengorbankan 2 hal yang esensial yaitu Kesehatan dan Ekonomi. Revolusi industri 4.0 menjadi dasar penopang ekonomi berbasis digital mendapat singgasana emas saat pandemi Covid-19, Secara teknis interaksi fisik antar manusia terbatasi sehingga menyebabkan berbagai bentuk transaksi dalam ekonomi dapat dilakukan dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi digital (teknologi.id).
Disisi lain, transformasi digital mengharuskan peningkatan intensitas penggunaan internet, Komputer, laptop, dan gadget lain cendrung membawa pengaruh negatif apabila tidak diatur dengan bijak, salahsatu penelitian Diarti, E., Sutriningsih, A., & H, W. R. (2016) mengatakan bahwa (84,8%) pengguna mengalami kecanduan internet serta terdapat hubungan erat antara penggunaan internet dan komputer dengan gangguan pola tidur dimana (57,6%) responden mengalami gangguan pola tidur yang buruk dan lebih jauh berdampak pada kualitas konsentrasi juga berpikir seseorang. Hal ini tentu menjadi kontradiksi dimana produktivitas kerja dan belajar harus bersinggungan dengan dampak negatif transformasi digital.
Hal ini diperburuk dengan fakta bahwa setiap pekerjaan dengan Komputer, Laptop atau gadget selalu berkaitan dengan layer dimana pencahayaan dan Blue Light layer menjadi salahsatu faktor pendukung kelelahan mata, dimana jika intensitas pencahayaan kurang akan mengakibatkan gangguan visibilitas dan eyestrain, namun apabila intensitas pencahayaan berlebih akan menimbulkan gangguan visibility, glare, eyestrain, dan excessive shadows (Tarwaka, 2011), selain itu bahya Blue light dipancarkan layar Komputer, Laptop atau gadget akan mengakibatkan gangguan siklus sirkadian sehingga waktu tidur memendek dan memperburuk kualitas tidur, menimbukan Kerusakan RPE dan fotoreseptor pada retina mata, Meningkatkan risiko Degenerasi macula yang menyebabkan kehilangan penglihatan (alomedika.com).
Faktanya, setiap transformasi tentu membawa konsekuensi, termasuk dalam pemanfaatan teknologi berbasis digital pada masa PSBB saat ini secara bertahap mengubah pola aktifitas keseharian masyarakat yang mengharuskan semua kegiatan dilakukan dalam rumah dan tetap bekerja didepan Komputer, laptop atau gadget. Namun celakanya seringkali kita melupakan beberapa hal yang esensial tentang dampak terhadap Kesehatan selain Covid-19 yang mungkin saja lebih potensial terutama dalam penggunaan Laptop. Selain adiksi internet, gangguan pola tidur dan kelelahan mata, Keluhan nyeri pinggang, nyeri leher, hingga sakit kepala merupakan karakteristik umum gangguan Kesehatan yang disebabkan intensitas penggunaan Laptop (Cinthya Devi, N. K., Muliarta, I., & Handari Adiputra, L. I. (2018). Lebih lanjut menurut Hendra, & Octaviani, D. F. (2016) penggunaan Laptop menjadi salahsatu faktor yang meningkatkan resiko Gangguan musculoskeletal, Gangguan Penglihatan dan Gangguan lainnya yang lebih spesifik seperti gangguan leher, lumbal, bahu juga lengan bawah dimana faktor resikonya sangat berhubungan dengan ergonomi terkait penggunaan Komputer, Laptop atau gadget lainnya.
Dapat dikatakan saat PSBB seperti ini Laptop merupakan alat utama untuk tetap produktif baik dalam pekerjaan atau Pendidikan, namun menjaga dan menghindari faktor resiko gangguan Kesehatan akibat penggunaannya juga sangat penting diperhatikan. Simak Tips dibawah ini dikutip dari Peraturan menteri ketenagakerjaan RI nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja Lingkungan kerja, jurnal ilmiah Hendra, & Octaviani, D. F. (2016). Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan rangkuman dari beberapa sumber terkait penanggulangan Kesehatan yang diakibatkan penggunaan Komputer, Laptop juga gadget lainnya dibawah ini:
- Usahakan selalu menggunakan desain tempat untuk bekerja yang ergonomis seperti menggunakan kursi dan meja dengan menyesuaikan tinggi meja juga tinggi serta posisi tubuh anda, posisi Laptop tidak terlalu ke atas dan tidak terlalu ke bawah, jangan paksakan menggunakan laptop dibawah atau dilantai yang menjadikan posisi tubuh membungkuk, Selalu jaga agar postur tubuh dalam posisi yang natural dan ergonomis.
- Posisikan pandangan mata sejajar dengan layar monitor.sekitar 5 sd 6 cm dibawah bagian casing monitor dengan jarak sekitar 50-100 cm dari posisi duduk.
- Pastikan lengan membentuk huruf L serta siku berada di samping tubuh.
- Tempatkan.Kaki agar menapak pada lantai. Jika tidak, gunakanlah sandaran kaki atau bangku kecil agar kaki tidak menggantung
- Jika hendak menggunakan laptop dengan jangka waktu yang lama, selingi dengan melakukan peragangan otot (streatching)
- Usahakanlah untuk berhenti sejenak mengistirahatkan mata dengan mengalihkan penglihatan ke objek sejauh 6 meter setiap setengah jam selama beberapa menit.
- Minimalisir penggunaan laptop pada lingkungan yang dapat mengakibatkan pantulan sinar dan silau terhadap mata
- Jika menggunakan perangkat laptop lebih dari 2 jam, pastikan menggunakan mouse serta keyboard eksternal agar dapat menyesuaikan jarak pandang mata dan posisi tangan.
- Gunakan cooling pad di bawah permukaan laptop untuk meminimalisasi paparan panas
- Disarankan untuk tidak menggunakan laptop dengan ukuran layer dibawah 14 inchi
- Disarankan menggunakan kacamata anti radiasi dan pelindung lapisan anti radiasi layer Komputer atau laptop
- Selalu jaga intake minuman apalagi jika hendak menggunakan laptop untuk waktu yang lama
Sehat bukanlah pilihan dan produktivitas adalah kunci harapan untuk mewujudkan cita-cita dimasa depan, kita harus tetap sehat meski bekerja dan belajar dirumah, karena betapapun akhirnya, adaptasi terhadap perubahan akan meningkatkan daya tahan tubuh lebih kuat dengan dukungan teknologi digital dan ilmu pengetahuan.
Referensi
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/12/113008565/timeline-wabah-virus-corona-terdeteksi-pada-desember-2019-hingga-jadi?page=all, Diakses pada 14 September 2020 pukul 20.30.
https://theconversation.com/coronavirus-artikel-mingguan-terbaru-dari-jaringan-akademisi-global-the-conversation-133524 Diakses pada 14 September 2020 pukul 21.00.
https://covid19.go.id/peta-sebaran, Diakses pada 16 September 2020 pukul 08.30.
https://teknologi.id/tekno/solusi-transformasi-digital-di-era-adaptasi-kebiasaan-baru-oleh-sentuh-digital-teknologi, Diakses pada 16 September 2020 pukul 09.30.
Diarti, E., Sutriningsih, A., & H, W. R. (2016). Nursing News Volume 1, Nomor 2, 2016. Hubungan Antara Penggunaan Internet dengan Gangguan Pola Tidur Pada Mahasiswa PSIK UNITRI Malang, 152-161.
Tarwaka, 2011. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta:
UNIBA Press.
Sumekar RW, D. W., & Natalia, D. (2010). Nyeri Punggung pada Operator Komputer Akibat Posisi dan Lama Duduk, 123-127.
https://www.alomedika.com/apakah-blue-light-berbahaya, Diakses pada 22 September 2020 pukul 19.20.
Cinthya Devi, N. K., Muliarta, I., & Handari Adiputra, L. I. (2018). Gambaran keluhan muskuloskeletal dan kelelahan mata setelah pemakaian komputer pada siswa A kelas XXI SMK TI Bali Global Denpasar Tahun 2017.
https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/Permen_5_2018.pdf, Diakses pada 24 September 2020 pukul 13.20.
Hendra, & Octaviani, D. F. (2016). Keluhan Kesehatan akibat penggunaan laptop pada mahasiswa FKM UI.
Thankyou informasinya, sangat bermanfaat🙏
Wahh sangat bermanfaat sekali informasinya
Bermanfaat sekali🙏
Bagus
Terima kasih, sangat bermaanfaat sekali artikelnya
Sangat berguna informasinya, terima kasih
good~
Sangat bermanfaat informasinya 😊👍
Keren infonya. Trimakasih
Mantap sangat membantu buat officer
Thanks informasinya sangat bermanfaat
Mantap
Good information
Terimakasih informasinya
👍🏼
Terimakasih infonya
Terimakasih infonya⁸