WEBINAR PELATIHAN PROGRAM ISTANA BELAJAR ANAK BANTEN UNTUK MERUBAH POLA PEMBELAJARAN

La Dono

Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa antara perpustakaan dengan taman bacaan masyarakat (selanjutnya disingkat dengan TBM) sebenarnya sama saja, sama-sama menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tapi apabila ditelusur lebih dalam lagi, sebenarnya antara perpustakaan dengan TBM mempunyai perbedaan, walaupun tidak terlihat signifikan Taman bacaan masyarakat atau yang biasa kita kenal dengan sebutan TBM, sebenarnya bukanlah sebuah perpustakaan pada umumnya yang harus memenuhi standar koleksi, sarana dan prasarana, layanan dan tenaga perpustakaan nasioal. TBM merupakan fasilitas membaca yang berada di tengah-tengah masyarakat dan komunitas yang dikelola secara sederhana oleh masyarakat yang bersangkutan.

Perbedaan antara perpustakaan dengan TBM terdapat dari segi pengelolaanya. Jika perpustakaan dikelola oleh pemerintah dan diatur dengan sistem pelayanan yang baku, mulai dari pengunjung sampai pengelolaan bahan pustaka. Sedangkan TBM merupakan lembaga non formal yang dikelola secara swasembada oleh masyarakat, sistem pengelolaan bahan pustaka dan pengunjungnya pun kadang tidak diatur. Namun, karena pengelolaan bahan pustaka tidak diatur itulah sering terjadi kehilangan buku di TBM.

Dari kedua perbedaan tersebut, dapat didefinisikan bahwa TBM merupakan sebuah lembaga yang berdiri di lingkungan masyarakat guna melayani kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dalam bentuk bacaan atau bahan pustaka lainnya. Dengan disediakannya bahan bacaan oleh TBM, diharapkan dapat menyadarkan masyarakat sekitar tentang pentingnya membaca serta diharapkan mampu menjadikan membaca sebagai sebuah kebiasaan.

       Taman bacaan masyarakat dapat juga diartikan sebagai sebuah perpustakaan yang posisinya sangat dekat dengan masyarakat. Hal ini disebabkan karena sasaran utama TBM adalah masyarakat di lingkungan sekitar, bahkan TBM sering tumbuh langsung dari masyarakat, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh perpustakaan umum. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, TBM merupakan sebuah lembaga atau tempat yang digunakan untuk mengelola bahan kepustakaan, seperti buku dan bahan-bahan bacaan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. TBM juga dapat digunakan sebagai tempat penyelenggaraan program pembinaan kemampuan membaca dan belajar sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Sedangkan menurut Kemendikbud, TBM merupakan lembaga pembudayaan gemar membaca yang menyediakan dan memberikan bahan bacaan kepada masyarakat. Bahan bacaan tersebut bisa berupa buku, majalah, koran, komik serta bahan bacaan lainnya. Selain itu TBM juga dilengkapi dengan ruangan atau pendopo untuk membaca dan diskusi, bedah buku, kegiatan menulis serta berbagai kegiatan literasi lainnya yang didukung oleh pihak pengelola yang berperan sebagai motivator.

       Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa TBM merupakan sebuah lembaga pendidikan non-formal yang didirikan oleh masyarakat, untuk para pembelajar dan masyarakat sekitar guna menyediakan kebutuhan informasi dan bahan bacaan yang mereka butuhkan. TBM juga dilengkapi dengan fasiltas-fasilitas lainnya seperti ruangan untuk membaca, menulis, diskusi, bedah buku dan kegiatan literasi lainnya. Taman bacaan masyarakat didirikan bersama masyarakat di lingkungan sekitar. Masyarakat yang belum mendapatkan kesempatan untuk belajar secara formal dapat belajar di TBM. Sebagaimana layaknya sebuah perpustakaan, TBM juga merupakan sebuah tempat belajar untuk masyarakat sepanjang hayat. TBM didirikan untuk siapa saja tanpa membedakan golongan, ras, agama serta kelompok masyarakat tertentu. Hal ini disebabkan karena TBM merupakan sebuah lembaga non-profit, dimana masyarakat dibebaskan untuk membaca dan mencari kebutuhan informasi.

About pakem

Leave a Reply

Your email address will not be published.