Irma Jayatmi – Periode terpenting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Proses tumbuh kembang bayi dan balita sangat dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan utamanya. Menurut Peneliti dalam Bidang Tumbuh Kembang Anak Eveline dan Nanang, kebutuhan utama itu dikenal pula dengan istilah triple A, yakni: kebutuhan gizi (asuh), kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih), dan kebutuhan stimulasi dini (asah). Ketiganya harus menjadi perhatian serius bagi orang tua agar diberikan secara tepat sesuai tahapan proses tumbuh kembangnya.
Sebagai orang tua, tentunya kita berharap pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terjadi secara optimal, salah satunya dengan memberikan stimulasi pada buah hati kita. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi yang dimiliki dapat berkembang maksimal. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan), dan sebagainya yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Yuk, Sobat Pakem, kita bahas satu per-satu macam stimulasinya:
1. Stimulasi visual (penglihatan)
Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis.
2. Stimulasi verbal (bicara)
Stimulus verbal pada periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Tetapi bila stimulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara.
3. Stimulasi auditif (pendengaran)
Untuk merangsang pendengaran: bersuara (menirukan suara bayi, berbicara, bernyanyi) adalah sangat penting. Banyaknya dan tipe bahasa yang digunakan di rumah selama periode bayi merupakan faktor penting dalam perkembangan kecerdasan anak. Pemaparan terhadap berbagai musik, membacakan dongeng untuk bayi akan membantu rangsang pendengaran, tetapi jangan terlalu ramai dan mengganggu. Bayi yang dihujani dengan berbagai suara (suara TV, radio, teriakan, kegaduhan yang konstan) kelak sulit untuk membedakan dengan menggunakan pendengaran dan perhatian.
4. Stimulasi taktil (sentuhan)
Rangsang raba (taktil) adalah rangsang sensori yang paling penting untuk perkembangan yang sehat. Sensasi sentuhan adalah yang paling berkembang pada saat lahir, dan telah berfungsi sejak sebelum lahir, jauh sebelum fungsi sensasi lainnya berkembang. Memegang, menimang, mengurut, menepuk, menggoncang dan gerakan adalah sangat penting, termasuk memijat dan memandikan. Mainan yang mempunyai permukaan yang bervariasi (lembut, licin, fleksibel dan kaku) juga memungkinkan pengalaman perabaan yang beragam.
Semoga dengan artikel ini bisa meningkatkan pengetahuan kita tentang bagaimana memberikan stimulasi tumbuh kembang kepada anak-anak kita. (IJ)
(Ilustrasi via Flickr)