Sejumlah dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) Jakarta mengadakan pengabdian masyarakat di Rumah Sakit Omni Pulomas Jakarta dengan tema Konsultasi dan Penyuluhan terhadap Pola Penggunaan Obat Antidiabetes pada Komplikasi Hipertensi.
Saat ini Indonesia berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2019.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan program dalam rangka konsultasi dan penyuluhan terhadap pola penggunaan obat antidiabetes pada komplikasi hipertensi pada pasien yang menderita penyakit diabetes dengan komplikasi hipertensi. Pelaksanaan ini dilakukan didalam ruangan dengan diberi materi terkait gambaran umum seperti pemahaman penyakit diabetes mellitus, bahayanya, terutama ketika terdapat komplikasi hipertensi dan diberitahu pola penggunaan obat antidiabetes kepada masyarakat hingga tahap konsultasi dan evaluasi.
Penyuluhan ini menggunakan ceramah dalam penyampaian informasi secara umum terkait penyakit diabetes mellitus. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus meliputi nonfarmakologi seperti menghindari faktor resiko yang meliputi merokok, minum alkohol, stress, dan hyperlipidemia. Selain itu, kami juga menemukan banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa mereka juga mengalami komplikasi penyakit hipertensi setelah diperiksa tekanan darah. Oleh karena itu, kami juga melakukan konsultasi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait pola penggunaan obat antidiabetes yang menderita komplikasi hipertensi.
Pengabdian kepada masyarakat ini oleh dosen dan mahasiswa STIKIM pada 16 Desember 2019 di Rumah Sakit Omni Pulomas. Menurut dosen Program Studi Farmasi Julia Totong, S.Farm., apt, M.Farm. bahwa hubungan antara diabetes dan hipertensi sangat kompleks dan saling berkaitan. Diabetes yang terus dibiarkan tanpa adanya pengobatan dapat mentebabkan kerusakan pembuluh darah dan peningkatan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Penanganan pada pasien DM yang mengalami komplikasi hipertensi adalah terapi farmakologi berupa penggunaan obat golongan Angiotensin-Converting Enzym (ACE) inhibitor atau diuretik sebagai pilihan pertama. Selain itu dapat dikombinasikan dengan menggunakan insulin.