Dismenore merupakan masalah ginekologis yang paling umum dialami wanita usia remaja. Keluhan yang dirasakan biasanya adalah merasa nyeri pada perut bagian bawah dan menjalar sampai ke punggung serta paha.
Di Indonesia diperkirakan mencapai 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi dimana angka kejadian (prevelensi) dismenore sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder.
Untuk mengatasi kondisi seperti ini dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi lebih banyak dipilih karena lebih aman bila dibandingkan dengan terapi farmakologi, salah satunya yaitu abdominal stretching exercise.
Abdominal stretching exercise merupakan sesuatu latihan peregangan otot terutama pada bagian perut yang dilakukan selama 10 menit. Abdominal stretching exercise membantu meningkatkan perfusi darah ke uterus dan merileksasikan otot-otot uterus.
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat subjektif. Keluhan sensorik yang dinyatakan seperti pegal, linu, ngilu dan seterusnya dapat dianggap sebagai modalitas nyeri.
Ada beberapa penyebab nyeri haid (dismenore) sebagai berikut, Terjadi akibat kontraksi yang kuat atau lama dinding rahim,Hormon prostaglandin yang tinggi, Pelebaran leher rahim saat keluarnya darah haid. Stretching (peregangan) adalah aktivitas fisik yang paling sederhana. Stretching merupakan suatu latihan untuk memelihara dan mengembangkan fleksibilitas atau kelenturan.
Pengabdian kepada masyarakat telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Prodi Ners STIKIM pada tanggal 22 Mei 2019 di wilayah binaan Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menurut dosen Prodi Ners Ns. Nining Rukiyah, S.Kep, MKM abdominal stretching bisa membantu mengurangi rasa nyeri atau dismenor pada anak remaja putri.
(Oleh: Ns. Nining Rukiyah, S.Kep, MKM – Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Indonesia Maju, Jakarta)