Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan memanfaatkan orang lain dengan cara kepatuhan, kepercayaan, dan rasa hormat untuk mencapai tujuan bersama dengan memberdayakan masyarakat. Unsur-unsur kunci dalam kepemimpinan itu sendiri terdiri dari pemimpin, pengikut, orang, pengaruh, perubahan dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, kepemimpinan dapat dipahami secara luas tidak hanya pada kemampuan seseorang melainkan pada proses interaksi yang terjadi dalam dirinya. Kepemimpinan bersifat abstrak, dihasilkan oleh manusia dalam proses interaksi dengan lingkungannya.
Kesehatan masyarakat muncul sebagai bidang trans-disiplin yang mengintegrasikan konsep dan fungsi kesehatan masyarakat dengan pemberian layanan kesehatan dan perawatan klinis individu. Para pemimpin sistem kesehatan di masa depan harus memiliki visi yang memaksimalkan kontribusi kesehatan masyarakat dan individu, serta pendekatan klinis dan manajemen. Nilai-nilai yang mendorong semangat untuk menciptakan dan terus meningkatkan kesehatan bangsa harus mencakup keberanian mendorong perubahan, pendekatan pengambilan keputusan berbasis bukti, dan keterampilan menggerakkan perilaku politik, organisasi, dan individu. Untuk melatih para pemimpin sistem kesehatan di masa depan, sistem pendidikan juga harus berubah.
Pemimpin kesehatan masyarakat adalah ahli di bidangnya yang dapat diandalkan dalam memberikan visi dan komunikasi yang jelas. Melalui etos kerja yang menginspirasi dan dedikasi mereka terhadap keunggulan, para pemimpin kesehatan masyarakat dapat melakukan perubahan nyata di tingkat nasional, negara bagian, dan lokal. Untuk memahami kompetensi inti dalam kepemimpinan kesehatan masyarakat, penting untuk mempertimbangkan kualitas kepemimpinan umum dan praktik terbaik yang dapat diterapkan pada berbagai konteks kesehatan masyarakat.
Pemimpin kesehatan masyarakat yang sukses memiliki dasar pengetahuan yang kuat di bidang spesialisasi mereka dan juga melihat gambaran yang lebih besar. Kemajuan teknologi, khususnya “revolusi teknologi informasi” yang didorong oleh big data dan digitalisasi catatan kesehatan. Kemajuan dalam teknologi biomedis dan manajemen. Model kesehatan yang berbeda (misalnya, faktor penentu kesehatan sosial, model kesehatan ekologis). Sistem komunikasi kesehatan (misalnya, platform web kesehatan, media sosial, telehealth). Visi yang jelas dan menarik, termasuk kritik terhadap sistem yang ada saat ini dan usulan perubahan yang positif, dapat mendukung perencanaan kolaboratif dan pembangunan konsensus di antara beragam pemangku kepentingan kesehatan masyarakat.
Kepemimpinan kesehatan masyarakat melibatkan pelayanan dan kerjasama. Seperti pemimpin pemerintah dan organisasi nirlaba lainnya, pemimpin kesehatan masyarakat harus melihat diri mereka sebagai pelayan masyarakat – individu yang bekerja untuk masyarakat, demi kepentingan terbaik masyarakat. Kepemimpinan penting agar inisiatif kesehatan masyarakat berhasil. Pemimpin yang efektif dapat menyederhanakan layanan kesehatan masyarakat, meningkatkan akses terhadap informasi dan layanan kesehatan masyarakat yang penting. Namun, tanpa kepemimpinan, inisiatif kesehatan masyarakat akan gagal.
Ahli Kesehatan Masyarakat harus memiliki konsep kepemimpinan yang baik, karena yang bertindak mengatur masyarakat terlebih jika di bidang kesehatan. Kemampuan kepemimpinan yang baik mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan memberikan alternatif terhadap menentukan solusi dalam pemecahan suatu masalah. Saat menciptakan suatu program seorang pemimpin harus mampu memastikan bahwa program tersebut dapat terlaksana dan memiliki perlindungan hukum. Karena dengan teratasinya sebuah masalah kesehatan, mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat atau kelompok. Yang tentunya akan berkesinambungan mendukung sistem kesehatan yang mumpuni.
Penulis mahasiswa program studi DIV MIK:
- Dwi yanto lio pramono
- Ariashinta Lawianty
- Danita Erfa liany