Sejumlah dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) Jakarta mengadakan pengabdian masyarakat dengan skema webinar tentang kegiatan pelatihan pembuatan sampo antiketombe dari temulawak pada masyarakat dilakukan melalui zoom meeting.
Kegiatan pengabdian masyarakat melalui webinar ini dilakukan karena kurangnya pemahaman tentang PHBS pada masyarakat yang menyebabkan menurunnya kesehatan termasuk kesehatan kulit kepala. Hal ini dapat menimbulkan banyak permasalahan penyakit kulit kepala seperti ketombe, dermatitis, kurap, folikulitis di lingkungan masyarakat. Jenis penyakit yang terjadi pada kulit kepala ada yang menular dan ada jenis yang tidak menular.
Penyuluhan ini menggunakan media ceramah yaitu webinar dan kegiatan pembuatan sampo melalui video. Webinar mengundang pakar kulit termasuk kulit kepala dan sampo antiketombe dari temulawak, dimana menjelaskan atau memberi materi terkait PHBS, sampo antiketombe dari temulawak dan penyakit yang ada pada kulit kepala. Selanjutnya dilakukan pelatihan pembuatan sampo antiketombe dari temulawak melalui video yang dapat diikut dan didownload oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat melihat kembali proses pembuatannya dengan baik dan benar.
Pengabdian kepada masyarakat ini oleh dosen dan mahasiswa STIKIM pada 20 Juni 2020 melalui zoom meeting dikarenakan pandemi yang dialami, Menurut dosen Program Studi Farmasi Linda Suryanti, S.Farm, apt, M.Farm bahwa ketombe adalah salah satu masalah yang terjadi pada kulit kepala berupa peradangan ringan dan disertai dengan rasa gatal yang mengganggu. Selain itu, adanya ketombe dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu mengganggu kenyamanan, kerontokan rambut, jerawat, gatal dan gangguan pernafasan. Hal yang harus dilakukan untuk mencegah ketombe adalah menjaga kesehatan kulit kepala. Bagi yang memiliki faktor resiko berketombe disarankan untuk lebih sering mencuci rambut dengan sampo antiketombe.